<iframe width="640" height="360" src="https://www.youtube.com/embed/gyyNg5XEB_w?feature=player_detailpage" frameborder="0" allowfullscreen></iframe>
SOLO CARNAVAL: Tua-Muda Berkostum Wayang, Pejabat Muspida Jadi Batara
Menpora,
Roy Suryo mengenakan kostum Setiyaki sedangkan Walikota Solo, FX Hadi
Rudyatmo mengenakan kostum Werkudara dan Ketua DPRD, YF Soekasno
mengenakan kostum Anoman saat mengikuti karnaval dalam rangka peringatan
HUT ke 268 Kota Solo menuju Balaikota Solo melintasi Jl Slamet Riyadi,
Solo, Sabtu (16/2/2013). Karnaval itu mengambil tema Wayang adalah
Budaya Bangsaku. (Agoes Rudianto/JIBI/SOLOPOS)
SOLO—Solo
Wayang Carnaval telah menyedot ribuan warga menyaksikan pesta wayang
itu. Sedikitnya 1.500 orang dari 40 kelompok masyarakat mengikuti
Karnaval Wayang Solo sebagai perayaan Hari Jadi ke-268 Kota Solo, Sabtu
(16/2/2013) sore. Peserta yang berkostum wayang juga diikuti kalangan
anak-anak dan remaja. Dalam kesempatan itu para pejabat Muspida Solo
menjadi Betara (dewa).
Seribuan peserta karnaval berangkat dari
lapangan Kottabarat sekitar pukul 15.30 WIB. Karnaval tokoh pewayangan
itu dilepas Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Solo,
Widdi Srihanto.
Ribuan penonton memadati sepanjang Jl Moewardi, Jl
Slamet Riyadi dan Jl Jenderal Sudirman yang menjadi rute karnaval itu.
Massa penonton terpusat di tiga titik, yakni di lapangan Kottabarat,
depan Sriwedari dan di sekitar Balaikota Solo. Mereka menyaksikan
iring-iringan kelompok karnaval sampai rombongan terakhir.
Para peserta karnaval wayang terdiri atas
ogoh-ogoh kera putih (anoman) setinggi lima meter dari karangtaruna Pokdarwis Kelurahan Manahan, Red Batik,
ogoh-ogoh tokoh
punakawan Semar dan Bagong setinggi lima meter dari RW XVI Kelurahan
Nusukan, Krida Budaya, Jatilan Susur Sudiroprajan, Lembu Sura Kelurahan
Jagalan dan kelompok dari sejumlah sekolah menengah atas (SMA) atau
sekolah menengah kejuruan (SMK) negeri/swasta se-Kota Solo.
“
Ogoh-ogoh punakawan
ini dibuat selama sebulan dengan biaya sampai Rp10 juta. Semua biaya
ditanggung warga RW XVI Nusukan. Meskipun dibuat dari kertas daur ulang,
ogoh-ogoh ini cukup berat karena membutuh 20 orang untuk memanggul satu
ogoh-ogoh,” jelas Satiyo, Ketua RW XVI Nusukan, saat dijumpai
Solopos.com.
Peserta Karnaval
Para
peserta karnaval begitu bersemangat untuk berjalan kaki dari Kottabarat
hingga Balaikota Solo. Mereka tak menghiraukan kondisi lapangan
Kottabarat yang becek setelah diguyur hujan pada pukul 14.00 WIB. Widdi
Srihanto bersama para lurah dan anggota DPRD Solo ikut menikmati
lapangan becek itu. Dengan konstum punakawan petruk, Widdi pun
memberangkatkan rombongan karnaval.
Rombongan Walikota FX Hadi
Rudyatmo yang memakai kostrum Werkudara dan Menteri Pemuda dan Olahraga
(Menpora) Roy Suryo dengan pakaian setyaki mengadang karnaval di depan
Loji Gandrung Solo. Sejumlah pimpinan daerah, seperti Ketua DPRD,
Kapolres Solo, Dandim dan pimpinan daerah lain turut serta dalam
rombongan Walikota dengan pakaian para betara atau dewa. Artis
petualangan Peppy pun turut serta dalam rombongan itu. Para pejabat itu
bergabung di baris terdepan karnaval wayang itu.
“Walikota dan Pak
Menteri bergabung dari Loji Gandrung. Bu Mari Pangestu [Menteri
Pariwisata] sepertinya tidak ikut dalam karnaval. Beliau hanya menonton
saja. Walikota dan Pak Menteri memakai kostum sesuai rencana. Anggota
Muspida mengenakan kostum para betara, seperti Kapolres Solo [Kombes Pol
Asdjima’in] mengenakan kostum Betara Bayu,” ujar Widdi saat ditemui
wartawan sebelum melepas rombongan karnaval.