Senin, 18 Februari 2013

<iframe width="640" height="360" src="https://www.youtube.com/embed/gyyNg5XEB_w?feature=player_detailpage" frameborder="0" allowfullscreen></iframe>

SOLO CARNAVAL: Tua-Muda Berkostum Wayang, Pejabat Muspida Jadi Batara

Menpora, Roy Suryo mengenakan kostum Setiyaki sedangkan Walikota Solo, FX Hadi Rudyatmo mengenakan kostum Werkudara dan Ketua DPRD, YF Soekasno mengenakan kostum Anoman saat mengikuti karnaval dalam rangka peringatan HUT ke 268 Kota Solo menuju Balaikota Solo melintasi Jl Slamet Riyadi, Solo, Sabtu (16/2/2013). Karnaval itu mengambil tema Wayang adalah Budaya Bangsaku. (Agoes Rudianto/JIBI/SOLOPOS)
SOLO—Solo Wayang Carnaval telah menyedot ribuan warga menyaksikan pesta wayang itu. Sedikitnya 1.500 orang dari 40 kelompok masyarakat mengikuti Karnaval Wayang Solo sebagai perayaan Hari Jadi ke-268 Kota Solo, Sabtu (16/2/2013) sore. Peserta yang berkostum wayang juga diikuti kalangan anak-anak dan remaja. Dalam kesempatan itu para pejabat Muspida Solo menjadi Betara (dewa).
Seribuan peserta karnaval berangkat dari lapangan Kottabarat sekitar pukul 15.30 WIB. Karnaval tokoh pewayangan itu dilepas Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Solo, Widdi Srihanto.
Ribuan penonton memadati sepanjang Jl Moewardi, Jl Slamet Riyadi dan Jl Jenderal Sudirman yang menjadi rute karnaval itu. Massa penonton terpusat di tiga titik, yakni di lapangan Kottabarat, depan Sriwedari dan di sekitar Balaikota Solo. Mereka menyaksikan iring-iringan kelompok karnaval sampai rombongan terakhir.
Para peserta karnaval wayang terdiri atas ogoh-ogoh kera putih (anoman) setinggi lima meter dari karangtaruna Pokdarwis Kelurahan Manahan, Red Batik, ogoh-ogoh tokoh punakawan Semar dan Bagong setinggi lima meter dari RW XVI Kelurahan Nusukan, Krida Budaya, Jatilan Susur Sudiroprajan, Lembu Sura Kelurahan Jagalan dan kelompok dari sejumlah sekolah menengah atas (SMA) atau sekolah menengah kejuruan (SMK) negeri/swasta se-Kota Solo.
Ogoh-ogoh punakawan ini dibuat selama sebulan dengan biaya sampai Rp10 juta. Semua biaya ditanggung warga RW XVI Nusukan. Meskipun dibuat dari kertas daur ulang, ogoh-ogoh ini cukup berat karena membutuh 20 orang untuk memanggul satu ogoh-ogoh,” jelas Satiyo, Ketua RW XVI Nusukan, saat dijumpai Solopos.com.
Peserta Karnaval
Para peserta karnaval begitu bersemangat untuk berjalan kaki dari Kottabarat hingga Balaikota Solo. Mereka tak menghiraukan kondisi lapangan Kottabarat yang becek setelah diguyur hujan pada pukul 14.00 WIB. Widdi Srihanto bersama para lurah dan anggota DPRD Solo ikut menikmati lapangan becek itu. Dengan konstum punakawan petruk, Widdi pun memberangkatkan rombongan karnaval.
Rombongan Walikota FX Hadi Rudyatmo yang memakai kostrum Werkudara dan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Roy Suryo dengan pakaian setyaki mengadang karnaval di depan Loji Gandrung Solo. Sejumlah pimpinan daerah, seperti Ketua DPRD, Kapolres Solo, Dandim dan pimpinan daerah lain turut serta dalam rombongan Walikota dengan pakaian para betara atau dewa. Artis petualangan Peppy pun turut serta dalam rombongan itu. Para pejabat itu bergabung di baris terdepan karnaval wayang itu.
“Walikota dan Pak Menteri bergabung dari Loji Gandrung. Bu Mari Pangestu [Menteri Pariwisata] sepertinya tidak ikut dalam karnaval. Beliau hanya menonton saja. Walikota dan Pak Menteri memakai kostum sesuai rencana. Anggota Muspida mengenakan kostum para betara, seperti Kapolres Solo [Kombes Pol Asdjima’in] mengenakan kostum Betara Bayu,” ujar Widdi saat ditemui wartawan sebelum melepas rombongan karnaval.