Minggu, 22 Januari 2012

SOLO KOTA KERONCONG HARUS DI TETAPKAN UNESCO


Dok. Timlo.Net/Bram
Waldjinah ketika ditemui Timlo.net, di kediamannya. (19/3)
Solo – Hal tersebut diungkapkan Waldjinah ketika Timlo.netmengunjungi Waldjinah di kediamannya pada Sabtu (19/3/2010) kemarin.
Melihat semakin sedikitnya pemuda yang peduli terhadap musik keroncong membuat penyanyi pelantun tembang “Walang Kekek” ini turut prihatin. Menurutnya musik keroncong adalah warisan budaya dan sudah sepatutnya dilestarikan. “Jika bukan ditangan para pemuda ditangan siapa lagi? Yang tua ini sudah tidak akan bisa berbuat banyak dan hanya bisa mendorong dan memotivasi selebihnya adalah para pemuda yang berperan”, ungkap Waldjinah
Seperti kata pepatah, Tak Kenal Maka Tak Sayang, hal tersebut yang melanda para pemuda, maka dari itu sekarang ini Waldjinah sedang gencar-gencarnya memberikan pendidikan terhadap para anak muda agar dapat bermain keroncong. Para remaja harus dikenalkan dengan musik keroncong terlebih dahulu, sedikit demi sedikit pasti lama-lama akan menyukai keroncong juga, kata Waldjinah
Selama ini Waldjinah sendiri membuka kursus menyanyi keroncong yang diadakan dikediamannya di Mangkuyudan Solo. setidaknya sudah ada 5 penyanyi berbakat yang mulai menggeluti musik keroncong berkat bimbingan Waldjinah. Dahulunya para penyanyi tersebut lebih menyukai musik pop, namun sekarang mereka hanya menyanyi musik keroncong tidak musik pop lagi, kenang Waldjinah.
Apa yang dilakukan Waldjinah tersebut adalah sebuah bentuk kepeduliannya terhadap musik keroncong agar tidak mati tergerus musik modern yang terus berdatangan. Harapannya sendiri akan semakin banyak anak muda yang mau mendengarkan musik keroncong. “Tidak muluk-muluk, bagi saya anak muda sudah mau mendengarkan musik keroncong itu sudah menjadi titik awal yang baik”, ungkapnya.


  
     

Berita Terkait

SOLO KOTA KERONCONG

REAKTUALISASI SOLO KOTA KERONCONG


Dimuat dalam kolom wacana harian SUARA MERDEKA 4 Maret 2008
oleh : FX Triyas Hadi Prihantoro

SOLO dikenal sebagai kota budaya. Sejalan dengan program Visit Indonesia Year 2008, kota ini harus mulai berbenah dan menyiapkan diri. Revitalisasi area budaya (Sriwedari dan Balekambang) dan pengadaan city walk (srawung warga) menjadi obsesi Pemkot Solo ke depan untuk menarik wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara.

Sebelumnya, tanggal 9 September 2007, Wali Kota mencanangkan Solo sebagai kota keroncong. Pencanangan itu sebagai apresiasi terhadap pesan Gesang saat didera sakit. ’’Keroncong jangan sampai mati!’’.
Sesumbar sebagai kota keroncong tak lepas dari keberadaan sang legenda, Gesang, dengan karya agungnya Bengawan Solo. Juga banyaknya seniman keroncong semisal Waljinah si ’’Walang Kekek’’ yang sampai kini masih mengharubirukan warna musik keroncong di Tanah Air. Namun sudah satu semeseter berjalan, gaung sebagai kota keroncong belum begitu bergema.

Sejarah

Sebenarnya musik keroncong juga terdapat di berbagai wilayah Jawa. Tapi kalau Solo ’’merasa’’ yang memulai, maka segala kampanye selalu dilakukan melalui berbagai cara. Sosialisasi dengan segala bentuk aktualitas menjadikan pengakuan masyarakat nasional dan internasional menjadi kebutuhan.
Dalam sebuah literatur, sejarah keroncong dibawa masyarakat Malaysia ke Jawa sekitar abad 15, dan dikembangkan warga keturunan Portugis. Dimulai dari keroncong Tugu Jakarta yang sekarang juga masih tetap eksis.
Terlepas dari polemik ini, yang sekarang dibutuhkan adalah menumbuhkan sejak dini pada masyarakat, bahwa musik keroncong menjadi ruh seni musik Solo. Sebab dalam perkembangannya, di kota ini juga tumbuh subur ’’solo organ’’ dan musik ’’campur sari’’ yang merupakan perpaduan musik langgam (gamelan) dan keroncong.

Sebut saja Didi Kempot, penyanyi campursari yang sangat lekat di telinga kita, terutama melalui lagu Stasiun Balapan. Akhirnya dalam berbagai pementasan seni di Solo, sering muncul kolaborasi antara keroncong, campursari, dan pagelaran wayang kulit.

Awalnya, musik keroncong di Tanah Air terdiri atas kenong, ketuk, kendang, gong, siter, dan rebab. Setelah bertemu alat musik lain seperti gamelan, perangkat musik keroncong pun ikut berubah.
Perangkat musik keroncong yang lengkap terdiri atas ukulele yang dimainkan secara timbal balik (beat dan counter beat), banyo, cello (dimainkan secara pizzicoto / dipetik), bas (contrabass), gitar sebagai siter, biola, flute, cak, cuk, dan seruling.

Keroncong dianggap khas, karena memiliki cengkok khusus seperti halnya musik dangdut (melayu). Maka ketika mendengar nada baru dialunkan saja, kita bisa menebak jenis musik ini. Karena membawakan lagu dalam musik keroncong harus berdasarkan pakem (aturan), dan tidak semua orang bisa membawakannya.

Membumikan

Untuk mengaktualisasi dan mengeneralisasi musik ini perlu sentuhan yang membumi. Sebuah latihan kontinyu dan pengenalan sejak dini menjadi kebutuhan. Jika musik ini tak membumi di masyarakat, akan sia-sialah pencanangan Solo sebagai kota keroncong, yang menjadi salah satu pilar kota budaya.

Upaya membumikan dan mengenalkan musik keroncong supaya tidak mati menjadi satu keharusan, sehingga akan tumbuh generasi baru. Saat ini banyak grup musik keroncong yang berkembang di masyarakat, baik secara mandiri atau tergabung dalam Himpunan Artis Musik Keroncong Indonesia (Hamkri).
Salah satu medan paling efektif dan tepat sasaran adalah menggali potensi di sekolah-sekolah, melalui pelajaran seni musik. Setidaknya siswa SD perlu diperkenalkan secara kontinyu.

Di SMP dan sederajatnya dibentuk kelompok musik keroncong, dan jenjang sesudahnya (SMA/sederajat) sudah mengarah ke profesionalitas.
Dua tahun lalu, di sekolah tempat penulis mengajar telah terbentuk kegiatan ekskul Orkes Keroncong. Awalnya memang sedikit peminatnya.
Tetapi banyaknya tawaran manggung saat pencanangan Solo sebagai kota Keroncong, HUT Ke-90 Gesang, dan peresmian city walk membuat ekskul ini makin banyak diminati.

Tinggal sekarang begaimana mengefektifkan waktu antara studi, latihan, dan manggung. Ekskul keroncong dapat menjadi sarana pengembangan SQ (Spiritual Quotient), EI (Emotional Quotient) dan Multiple Intelegences, sehingga dapat untuk bekal hidup di masa depan.

Ini sebuah harapan agar musik keroncong tetap hidup dan lestari di Kota Solo. Kemauan pelajar dalam mendalami musik keroncong perlu dukungan semua pihak. Diperlukan juga alokasi dana lewat APBD (bidang pendidikan / budaya, subbidang pelestarian budaya / seni) demi merealisasi program ini.

Setengah Hati

Sebuah pencanangan jangan hanya menjadi kebijakan setengah hati. Sebab sering dan menjadi kebiasaaan, semboyan obor-obor blarak masih menjadi stigma. Di awal deklarasi, aktivitas kegiatan selalu menjadi sorotan.
Tetapi saat dibutuh-kan pembinaan, kontinuitas perencanaan kegiatan, dan pengalokasian anggaran, dana sering mentok di tengah jalan karena pihak-pihak terkait saling lempar tanggung jawab.

Begitu pula pemanfaatan optimal ruang publik yang dimiliki Solo, dengan konser musik keroncong secara terjadwal, terutama bagi para pelajar atau kelompok orkes keroncong yang dimiliki sekolah.

Solo memiliki Taman Budaya Surakarta (TBS), Taman Sriwedari, Taman Curug, Taman Balekambang, komplek lapangan Kota Barat, Stadion Manahan, Monumen 45 Banjarsari, Taman Air Gilingan, dan kawasan city walk.
Berbagai bentuk penghargaan (award), kerja sama dengan perusahaan rekaman, dan promosi dengan departemen dan media massa perlu diilakukan untuk mendukung eksistensi kota keroncong.

Mari kita dukung Solo sebagai kota keroncong. Kalau perlu patenkan musik keroncong sebagai musik asli Indonesia. Jangan sampai khazanah budaya asli menjadi hak negara asing, seperti tempe (Jepang), serta batik, musik angklung, lagu Rasa Sayange danReog Ponorogo yang diklaim Malaysia.
Mumpung belum terlanjur, mari kita bersama mengaktualisasi dan mewujudnyatakan segala khazanah seni budaya asli Indonesia, termasuk keroncong! (32)

FX Triyas Hadi Prihantoro, pendamping ekskul keroncong SMA Pangudi Luhur Santo Yosef Surakarta.

Jumat, 06 Januari 2012

mas duwix asololey




abis mandi nich............
visit to my facebook SATRIA_45@YMAIL.COM





KENANG KENANGAN SEWAKTU AQ DIE KAKI GUNUNG MERAPI BERSAMA FRENS2 AQ,.

Kamis, 05 Januari 2012

ESEMKA CIPTAAN SMK SURAKARTA YANG GO INTERNASIONAL

Awal Jokowi Kepincut Esemka

Muhammad Ikhsan - detikOto

STRRONGBLOG.BLOGSPOT.COM
img


Solo - Di awal tahun baru, Walikota Solo Joko Widodo menerima mobil SUV Esemka di Balai Kota Surakarta. Selanjutnya mobil tersebut bakal setia menemani Jokowi bertugas. Sebenarnya apa alasan Jokowi tertarik pada Esemka?

Pria kelahiran Surakarta, 21 Juni 1961 silam itu kepincut Esemka Rajawali karena menghargai kreativitas anak bangsa dalam memproduksi kendaraan. Dan itu sangat jarang sekali di tanah air.

"Pak Walikota tertarik karena bangga dengan produk nasional. khususnya karya anak SMK Surakarta," kata Kepala Sekola SMK Negeri 2 Surakarta, Susanta ketika dihubungi detikOto, Selasa (3/1/2012).

Karenanya lanjut Susanta, Jokowi langsung memesan mobil hasil karya para siswa SMK Negeri 2 Surakarta itu dan SMK Warga Surakarta untuk dijadikan mobil Dinas Pemerintah Kota Solo.

Susanta menjelaskan ketertarikan Jokowi pada SUV Esemka sendiri terjadi sejak 2 tahun silam, saat pertama kali mobil-mobil Esemka muncul di Solo. Esemka juga pernah menampakkan diri di Jakarta tepatnya di Kementerian Pendidikan Nasional pada 2009 silam.

Esemka juga pernah mondar-mandir pameran otomotif lokal. Dan pada saat itu Jokowi melihat mobil SUV Esemka adalah mahakarya besar anak bangsa.

"Sejak itu Jokowi tertarik dengan Esemka. Kita sering undang pak Walikota ke acara-acara, pameran dan segala macam. Dan sejak saat ini dia pesan langsung mobil Esemka. Beliau pesan sudah 2 tahun silam," tukas Susanta.

Esemka adalah buah tangah anak Esemka Rajawali (SUV) dari SMK Negeri 2 Surakarta dan SMK Warga Surakarta. Untuk membuat 1 unit Esemka memakan waktu 4 bulan lamanya. Hal itu karena para anak SMK masih manual dan belum secanggih mesin produsen mobil di Indonesia.


( ikh / ddn )
Redaksi: redaksi[at]detikoto.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi Tina Arvianh di tina[at]detik.com,
telepon 021-7941177 (ext.581).

Foto Lainnya

img

MOBIL BUATAN SMK 2 SURAKARTA YANG LAGI BUMING DI INDONESIA

Jokowi Puji Mobil Dinas Esemka

Muchus Budi R. - detikOto

STRRONGBLOG.BLOGSPOT.COM
img


Solo -
Dengan senang hati, Walikota Surakarta Joko Widodo dan Wakil Walikota Surakarta Hadi Rudyatmo, menerima mobil rakitan para siswa SMK yang dinamai Kiat Esemka. Meski digarap para siswa sekolah SMK, Joko menuturkan mobil ini lumayan oke, terutama suspensinya.

Joko mengatakan pihaknya menerima mobil tersebut sebagai bagian dari apresiasi atas kretivitas siswa dan kecintaan pada produk dalam negeri. Sebelumnya kedua pejabat di Solo tersebut secara terbuka menolak anggaran pembelian mobil mewah baru untuk kendaraan dinas.

"Intinya kita harus mulai menghargai produk dalam negeri. Itu hal yang terpenting. Jangan ngomong soal kualitas yang belum teruji atau apapun. Tapi setelah saya coba tadi, ternyata suspensinya juga empuk kok," tutur Joko seusai melakukan uji coba kendaraan di halaman balaikota Surakarta, Senin (2/1/2011).

Para siswa dari SMKN 2 Surakarta dan SMK Warga Surakarta ini bekerja sama merakit mobil, dengan komposisi 80 persen produk lokal dan selebihnya dari bahan impor. Perakitan dilakukan perusahaan perakitan 'Kiat' yang berada di daerah Klaten. Setelah 3 bulan lamanya, kedua mobil itu terangkai sempurna.

Mobil 'prakarya' anak-anak sekolah itu memiliki kapasitas mesin sebesar 1.500 cc. Ternyata hingga saat ini para siswa itu tidak hanya memproduksi dua unit mobil tersebut.

Selain yang yang telah diserahkan kepada Pemkot, mereka juga telah memproduksi 10 unit mobil 'Kiat Esemka' yang saat ini disimpan di beberapa SMK di Kota Solo untuk bahan pendidikan.

Selanjutnya, mereka juga sudah mengajukan izin agar mobil mereka itu bisa diproduksi massal. Izin tersebut termasuk izin kelaikan, standar keamanan nasional maupun uji keselamatan.

Jika nantinya mereka mendapatkan izin dan bisa lolos berbagai persyaratan, mereka berencana menjual mobil buatan sendiri itu dengan Rp 95 juta.



( mbr / ddn )
Redaksi: redaksi[at]detikoto.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi Tina Arvianh di tina[at]detik.com,
telepon 021-7941177 (ext.581).

Foto Lainnya

img
img
kamis,05 januari 2012

strrongblog.blogspot.com

Esemka Jadi Mobil Dinas Walikota Solo

Muhammad Ikhsan - detikOto
img


Solo - Agar booming, mobil buatan anak bangsa tepatnya garapan siswa SMK yakni Esemka diminta banyak orang untuk menjadi kendaraan dinas pejabat pemerintahan. Dan kini hal itu terjadi. Dan yang pertama kali yang menggunakannya adalah Walikota Solo Joko Widodo.

Hari ini berlangsung penyerahan 2 unit mobil Esemka Rajawali (SUV) dari SMK Negeri 2 Surakarta dan SMK Warga Surakarta kepada Jokowi sebagai mobil dinas Walikota dan Wakil Walikota Solo Hadi Rudyatmo.

Penyerahan kedua mobil ini dilakukan di Balai Kota Surakarta di Jalan Jendral Sudirman No. 2 Surakarta yang langsung diterima oleh Walikota dan Wawalikota Surakarta.

"Penyerahan dilakukan pukul 10.00 WIB sampai selesai. Serah terima langsung dilakukan oleh Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Surakarta dan SMK Warga Surakarta kepada Walikota dan Wawalikota Surakarta," kata Humas SMK Negeri 2 Surakarta, Kasmadi kepada detikOto, Senin (2/1/2012).

Mobil rakitan anak bangsa yang menjelma menjadi kendaraan SUV itu dilengkapi mesin berkapasitas 1.800 cc, 2.000 cc, 2.200 cc, dan diesel 2.500 cc. Di awal debutnya mobil tersebut dihargai antara Rp 140 juta sampai 175 juta.
Mobil nasional Esemka ini mencuat pertama kali di 2009 lalu dalam sebuah event pameran di Kementerian Pendidikan Nasional.

( ikh / ddn )
Redaksi: redaksi[at]detikoto.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi Tina Arvianh di tina[at]detik.com,
telepon 021-7941177 (ext.581).

Foto Lainnya

img